By : Ira Puspitasari, S.S (CGP Angkatan 11)
Dalam pendidikan calon penggerak menerapkan alur MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual Koneksi Antar Materi serta terakhir Aksi Nyata) dalam LMS. Adapun, aksi Nyata ini merupakan tahapan terakhir.
Kali ini aksinya tidak ada tagihan yang dilaporkan dalam LMS, hanya untuk memperdalam pemahaman mengenai pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan sebagai pemimpin. Dan berbagi pengalaman praktik baik supaya bisa bermanfaat untuk orang banyak. Aksi nyata ini juga dijadikan sebagai refleksi bagi saya sebagai Calon Guru Penggerak sebagai pemimpin pembelajaran. Hal ini dilakukan agar semakin kuat dalam pemahaman mengenai pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan.
Setiap pemimpin pastinya akan dihadapkan dengan permasalahan yang menuntut seorang pemimpin. Salah satunya untuk memutuskan dengan tepat dan bijaksana yang tidak merugikan berbagai pihak. Khususnya bagi seorang guru yang juga merupakan seorang pemimpin dalam pembelajaran seringkali mengalami beberapa permasalahan.
Permasalahan yang akan dibahas pada modul ini terdiri dari dua jenis. Adapun, yang pertama adalah masalah yang mengandung dilema etika. Sedangkan yang kedua adalah bujukan moral. Hal ini mampu membuat keraguan, kebimbangan bahkan pertentangan dalam pengambilan keputusannya. Oleh sebab itu, sebagai seorang pemimpin pembelajaran wajib mengetahui terlebih dahulu kasusnya apakah dilema etika ataupun bujukan moral.
Dilema Etika bisa diartikan sebagai (Benar lawan Benar) yakni dimana situasi yang terjadi saat seseorang dihadapkan pada pilihan yang sama-sama mengandung kebajikan. Dan harus benar secara moral tetapi ada pertentangan. Sedangkan, untuk bujukan moral diartikan sebagai (Benar lawan Salah) artinya situasi kasus yang dihadapkan benar dengan salah.
Dalam dilema etika tidak ada yang salah, keduanya sama-sama benar, dan sama-sama mempunyai dampak positif dan negatif. Nah, untuk bisa menyelesaikan kasus dilema etika ataupun bujukan moral. Maka, seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan dalam pengambilan keputusannya. Yakni harus berlandaskan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan serta pengujian keputusan.
Tersedia 4 paradigma yang berkaitan dengan Dilema etika yakni:
- Rasa Keadilan lawan rasa belas kasihan (Justice Vs Mercy)
- Individu lawan masyarakat (individual vs community)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term Vs long term)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Dalam memilih ataupun menentukan paradigma yang sesuai dalam sebuah kasus dilema etika kita perlu mengetahui 3 prinsip berpikir pada pengambilan sebuah keputusan yakni sebagai berikut :
- Berfikir berbasis peraturan (ruled based thinking)
- Berfikir berbasis hasil akhir (end based thinking)
- Berfikir berbasis rasa perduli (care based thinking)
Ada sembilan langkah untuk bisa menguji keputusan dalam situasi dilema etika, diantaranya sebagai berikut:
- Mengenali bahwa ada nilai yang saling bertentangan dengan situasi ini.
- Menentukan siapa saja yang terlibat pada situasi ini.
- Kumpulkan fakta yang relevan berdasarkan situasi ini.
- Pengujian benar ataupun salah. Tersedia uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, serta uji panutan/idola.
- Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
- Melakukan Prinsip Resolusi.
- Investigasi opsi Trilema.
- Membuat Keputusan.
- Lihat Keputusan dan Refleksikan
Sebagai pemimpin yang baik wajib mengambil keputusan tepat dan bijaksana yang bisa diterima oleh semua pihak. Sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusannya wajib berpihak kepada murid tentunya. Yang mana mengandung nilai kebajikan yang universal, dan semua keputusannya harus bisa dipertanggungjawabkan.
Kesimpulan
Nah itulah pembahasan sederhana mengenai contoh aksi nyata modul 3.1 guru penggerak. Semoga informasi diatas bisa bermanfaat dan membantu Anda. Khususnya Anda para calon guru penggerak.
Thank you…………..